Cianjur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menjelaskan data sementara sebanyak 200 rumah mengalami kerusakan dan 66 kepala keluarga mengungsi akibat pergeseran tanah yang masih terjadi di dua desa di Kecamatan Pagelaran.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cianjur Asep Kusmanawijaya di Cianjur, Kamis, mengatakan saat ini tim sudah diturunkan untuk mendata kembali rumah yang terdampak pergeseran tanah di Desa Situhiang dan Pangadegan, Kecamatan Pagelaran.
"Setelah pendataan lengkap, kami akan bahas hasilnya dengan dinas terkait untuk penanganan jangka panjang, karena pergeseran tanah terus meluas sejak beberapa bulan terakhir hingga saat ini," katanya.
Dia menjelaskan, penanganan cepat segera dilakukan ketika hasil pendataan sudah lengkap, termasuk mencari lahan relokasi sementara bagi puluhan kepala keluarga yang rumahnya rusak berat sehingga tidak dapat lagi ditempati.
"Untuk warga yang mengungsi ke rumah saudaranya yang dinilai aman kami memberikan bantuan logistik, termasuk warga yang bertahan di rumahnya masing-masing tetap diminta waspada dan segera mengungsi terutama saat hujan turun deras," katanya.
Camat Pagelaran Reki Nopendi, mengatakan cuaca ekstrem yang masih melanda hingga saat ini, membuat pergeseran tanah di Desa Situhiang dan Pagandegan terus meluas dan semakin dalam, tidak hanya merusak ratusan rumah termasuk jalan penghubung antar desa/kecamatan.
Akibatnya aktivitas warga terutama perekonomian terhambat karena jalan yang rusak mengalami keretakan dan amblas, sulit dilalui kendaraan baik roda dua maupun roda empat, sehingga warga kesulitan membawa hasil bumi untuk dijual ke kota.