Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin pagi bergerak melemah di tengah pelaku pasar mencermati kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan negara mitra dagang, termasuk Indonesia.
IHSG dibuka melemah 6,99 poin atau 0,10 persen ke posisi 6.858,20. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,13 poin atau 0,28 persen ke posisi 761,38.
“IHSG berpotensi bergerak sideways (mendatar) dalam range 6.830 sampai 6.950 seiring dengan menunggu kepastian tarif Presiden Trump untuk Indonesia,” ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman di Jakarta, Senin.
Dari mancanegara, pelaku pasar akan mencermati perkembangan kesepakatan dagang antara AS dengan negara mitra dagang termasuk Indonesia, menjelang batas waktu pemberlakuan tarif resiprokal pada 9 Juli 2025.
Indonesia menawarkan komitmen untuk melakukan pembelian produk AS dalam jangka panjang senilai 34 miliar dolar AS, atau di atas defisit neraca perdagangan AS terhadap Indonesia yang sebesar 19 miliar dolar AS. Pembelian itu termasuk pembelian energi senilai 15,5 miliar dolar AS.
Di sisi lain, sebelumnya, data ketenagakerjaan AS atau nonfarm payrolls (NFP) menunjukkan adanya tambahan 147.000 lapangan kerja pada Juni 2025, atau melampaui ekspektasi sebesar 110.000. Sementara itu, tingkat pengangguran turun ke 4,1 persen, atau di bawah ekspektasi naik ke 4,3 persen.
Laporan ketenagakerjaan yang kuat menyebabkan kenaikan imbal hasil obligasi AS, sehingga mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed dalam waktu dekat.
Dengan demikian, pelaku pasar akan mencermati arah kebijakan The Fed dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 29 dan 30 Juli 2025 mendatang.
Pada perdagangan Jumat (04/07) pekan kemarin, bursa saham Eropa mayoritas ditutup melemah, diantaranya indeks FTSE melemah 0,67 persen, Euro Stoxx 50 melemah 1,02 persen, indeks DAX turun 0,61 persen, serta indeks CAC 40 turun 0,75 persen.